Literasi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah: Temuan Terbaru dari BPS dan OJK

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Dari hasil survei tersebut, ditemukan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami dan mengakses produk keuangan syariah. Faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang keuangan syariah, akses terbatas ke layanan keuangan, dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan menjadi penyebab utama. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, seperti pelatihan dan pendidikan keuangan, serta peningkatan akses ke layanan keuangan syariah. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mengakses produk keuangan syariah, sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan dan perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah dan lembaga keuangan perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan syariah, serta meningkatkan akses ke layanan keuangan syariah. Dengan demikian, diharapkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia dapat meningkat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional. Literasi keuangan, inklusi keuangan, dan keuangan syariah menjadi kata kunci yang perlu diperhatikan.